Pemdes Bukit Tinggi Terdepan dalam Digitalisasi: Transaksi Non-Tunai Resmi Diterapkan untuk Pengelolaan Dana Desa
iNews Bukittinggi- Pemerintah Desa Bukit Tinggi, Kecamatan Gantarang, terus menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan tata kelola keuangan yang transparan, modern, dan akuntabel. Salah satu langkah strategis yang kini tengah dijalankan adalah penerapan sistem transaksi non-tunai dalam seluruh aktivitas keuangan desa.
Baca Juga : Peter de Roo : Pemain Indonesia Punya Talenta Hebat, Tapi Perlu Arah yang Jelas
Buku Tabungan untuk Kader Posyandu: Simbol Transparansi dan Kemandirian
Sebagai bentuk implementasi awal, Pemdes Bukit Tinggi baru-baru ini mendistribusikan buku tabungan kepada para kader posyandu.
Kepala Desa Bukit Tinggi, Rahmat Lala, menjelaskan bahwa langkah ini bukan sekadar inovasi, tetapi merupakan bagian dari reformasi besar dalam pengelolaan keuangan desa.
“Transaksi non-tunai ini bukan hanya soal kemudahan. Ini adalah bentuk nyata dari komitmen kami untuk menjaga akuntabilitas dan efisiensi dalam setiap rupiah dana desa yang dikeluarkan,” ujarnya saat ditemui usai penyerahan buku tabungan, Senin (1/7/2025).
Respons Positif dari Warga: Dorongan untuk Desa Digital
Mereka menilai kebijakan tersebut sebagai langkah progresif yang membawa desa menuju era baru tata kelola pemerintahan yang berbasis teknologi.
Nur Aisyah, salah satu kader posyandu yang menerima buku tabungan, mengaku senang dengan perubahan ini.
“Dulu, kadang pencairan honor butuh waktu lama dan harus datang langsung ke balai desa. Sekarang tinggal cek saldo saja. Lebih praktis dan aman,” ujarnya sambil tersenyum.
Penerapan sistem ini juga membantu warga desa untuk mulai terbiasa menggunakan layanan keuangan digital, seperti ATM, mobile banking, dan transaksi nontunai lainnya.
Menuju Desa Cerdas: Bukit Tinggi Jadi Contoh Inspiratif di Bulukumba
Dengan langkah inovatif ini, Bukit Tinggi menjadi salah satu desa pelopor dalam transformasi digital di Kabupaten Bulukumba.
“Kami percaya bahwa desa bisa menjadi ujung tombak kemajuan bangsa, dimulai dari hal-hal sederhana namun berdampak besar seperti ini,” tutup Rahmat Lala.
Setelah menyalurkan buku tabungan kepada para kader, pemerintah desa langsung menggandeng pihak perbankan untuk memberikan pelatihan dasar penggunaan layanan keuangan digital. Para peserta tampak antusias saat mengenal cara menggunakan ATM, aplikasi mobile banking, dan fitur transaksi online lainnya.
Tak hanya berhenti di situ, Pemdes Bukit Tinggi juga mulai menyusun rencana jangka menengah untuk memperluas sistem non-tunai ke sektor lain. Misalnya, mereka akan menerapkan metode pembayaran digital untuk kegiatan pembangunan fisik dan pengadaan barang desa. Dengan begitu, semua transaksi dapat tercatat secara transparan dan terdokumentasi dengan baik.
Selain itu, pemerintah desa juga menggandeng lembaga pelatihan untuk meningkatkan kapasitas perangkat desa dalam hal literasi digital. Pelatihan ini berlangsung secara berkala dan mencakup pengelolaan laporan keuangan berbasis sistem serta penggunaan aplikasi desa pintar.
Lebih lanjut, Kepala Desa Rahmat Lala menyebutkan bahwa keterbukaan informasi menjadi salah satu nilai utama dalam reformasi desa. Oleh karena itu, Pemdes Bukit Tinggi rutin mempublikasikan laporan keuangan secara digital melalui papan informasi desa dan media sosial resmi.
Ke depan, desa ini akan mengembangkan aplikasi layanan publik yang memungkinkan warga mengakses informasi bantuan, pengaduan, dan pengajuan surat secara daring. Inovasi ini bertujuan untuk memangkas waktu pelayanan dan mendekatkan teknologi kepada masyarakat desa.
Dengan seluruh langkah tersebut, Bukit Tinggi menargetkan diri sebagai desa mandiri yang mampu bersaing di era digital. Dukungan masyarakat yang terus tumbuh menjadi modal utama dalam mewujudkan desa yang lebih transparan, modern, dan partisipatif.