Batagak Gala Datuak Rajo Endah: Simbol Suci Pelestarian Adat Minangkabau di Bukittinggi
iNews Bukittinggi- Minangkabau di Bukittinggi yang kaya sejarah dan budaya ini kembali menjadi saksi dari sebuah prosesi adat yang sarat makna dan nilai kearifan lokal: Batagak Gala Datuak Rajo Endah. Prosesi ini bukan hanya sebuah seremoni seremonial biasa, melainkan momen sakral dan penuh khidmat yang mengukuhkan eksistensi adat Minangkabau di tengah arus modernitas.
Acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting seperti Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah, Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias, dan Wakil Wali Kota Ibnu Asis. Tak hanya itu, perwakilan dari Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Kebudayaan, dan Kepala BON Sumbar juga turut hadir sebagai bentuk pengakuan dan dukungan pemerintah terhadap pelestarian budaya lokal.
Makna Pengangkatan Datuak dalam Sistem Adat Minangkabau
Dalam adat Minangkabau, pengangkatan seorang Datuak bukan sekadar pemberian gelar. Gubernur Mahyeldi dalam sambutannya menyampaikan bahwa kehadiran penghulu adalah “sumber kekuatan sosial masyarakat Minang”, karena mereka menjadi pelindung anak kemenakan sesuai prinsip “Adat salingka nagari”.
“Kita bersyukur dengan kehadiran para penghulu, karena mereka adalah benteng adat yang menjaga marwah Nagari di tengah dinamika zaman,” ungkap Mahyeldi.
/osrfakfbagwsucu.jpeg)
Baca Juga : Jembatan Limpapeh : Ikon Baru Bukittinggi untuk Spot Foto Instagramable
Datuak Rajo Endah: Perjalanan Tokoh Adat Saat Ini
Tokoh yang diangkat sebagai Datuak Rajo Endah adalah Rudy Gunawan Syarfi, sosok yang dikenal berintegritas dan memiliki latar belakang pendidikan yang membanggakan. Rudy merupakan putra dari almarhum L.
Rudy menamatkan pendidikan menengahnya di SMAN 1 Bukittinggi, melanjutkan ke Universitas Padjadjaran Bandung dan meraih gelar Sarjana Ekonomi pada 1996. Ia kemudian meraih Magister Manajemen Teknologi dari ITS Surabaya pada tahun 2018 dengan predikat “Sangat Memuaskan”.
Karier profesionalnya juga mencerminkan kapasitas kepemimpinannya. Ia pernah menjabat di PT Kiani Hutani Lestari (1997–2001) dan di tahun 2025 dipercaya sebagai secondee di proyek INPEX Masela yang melibatkan PT Pertamina—bukti bahwa adat dan profesionalitas bisa berjalan seiring.
Prosesi Adat yang Mengakar: Musyawarah dan Simbol Harmoni
Batagak Gala ini dilangsungkan dengan mengusung tradisi musyawarah bajanjang naik batanggo turun.
Rudy dalam pidatonya mengajak semua pihak untuk terus menjaga persatuan dan nilai-nilai gotong royong yang menjadi nafas masyarakat Minang.
“Mohon doa dan dukungan, saya akan mengutamakan persatuan dan nilai kolektif untuk membangun Nagari yang lebih baik,” ucap Rudy penuh haru.
Kolaborasi Pemerintah dan Tokoh Adat untuk Masa Depan Nagari
Wali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias, dalam sambutannya menekankan pentingnya sinergi antara tokoh adat dan pemerintah.
“Datuak Rajo Endah bukan hanya milik suku Tanjuang, tetapi milik urang Kurai secara keseluruhan. Banyak tugas adat dan sosial yang perlu kita jalankan bersama,” tegas Ramlan.
Hal ini menunjukkan bahwa pemerintahan dan adat bukan dua entitas yang terpisah, melainkan dua roda yang harus berputar serempak dalam membangun masyarakat yang bermartabat.
Pendidikan & Peran Generasi Muda dalam Adat
Justru sebaliknya, sistem ini inklusif dan terbuka terhadap modernisasi.
Tradisi yang Hidup, Bukan Sekadar Kenangan
Acara Batagak Gala ini juga membawa pesan kuat bahwa adat bukan hanya peninggalan nenek moyang yang dipajang dalam museum. Ia hidup, bernapas, dan membimbing arah kehidupan sosial masyarakat Minangkabau. Gelar Datuak bukan simbol kosong, tapi adalah amanah untuk menjadi penengah, pelindung, sekaligus panutan dalam Nagari.
Dampak Sosial dan Strategi Budaya
Prosesi ini memiliki dampak yang jauh melampaui sekadar seremoni:
-
Meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap pentingnya adat dan identitas lokal.
-
Menguatkan pengakuan negara terhadap struktur sosial berbasis adat.
-
Mendorong terciptanya kolaborasi antara sistem pemerintahan dan sistem adat dalam pembangunan.